Kebutuhan
penerjemah baik penerjemah lisan (interpreter) atau penerjemah tulisan
(translator) di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Apalagi banyaknya
perusahaan-perusahaan asing yang berinvestasi di Indonesia menjadi lumbung padi
bagi para penerjemah. Berbagai macam bahasa seperti Bahasa Inggris, Jepang,
Korea, dan Mandarin menjadi bahasa yang paling banyak dicari. Saya sendiri
sudah berkecimpung di dunia penerjemahan kurang lebih sudah 3 tahunan. Yah,
belum lama tapi cukup banyak pengalaman yang didapat dari dunia terjemahan.
Nah,
menjadi penerjemah sendiri tidak susah. Asalkan kita memiliki kemampuan bahasa
yang hendak diterjemahkan. Akan tetapi, perlu diketahui tips menjadi penerjemah
profesional agar kemampuan dan keahlian kita bisa memuaskan client. Tentunya,
mereka ingin penerjemah yang berpengalaman dan bagus kinerjanya. Berikut ini
akan saya bagikan tips menjadi penerjemah professional berdasarkan pengalaman
dan sharing dari rekan-rekan penerjemah lainnya. Ini berdasarkan pengalaman saya
menjadi interpreter di Cikarang, interpreter di Bekasi, interpreter di
Karawang, dan interpreter di Jakarta, dan masih banyak lagi. Yuk, simak
baik-baik.
1. Memahami
jenis bahasa yang akan dituju
Pemahaman akan bahasa
menjadi modal utama seorang penerjemah. Sebelum mengambil sebuah job, pastikan
bahasa yang dituju benar-benar kita pahami. Misalnya ketika saya menjadi
seorang interpreter di Toyota, ketika itu Bahasa Inggris, selain memahami
Bahasa Inggris sehari-hari, saya juga harus memahami Bahasa Inggris Manufaktur
yang memang bidang client kita. Tentu saja
berbeda kita saya menjadi penerjemah di Unilever. Jika tidak paham, bisa-bisa
kewalahan dan malah bingung sendiri. Sekali penting untuk memahami tujuan
bahasa itu sendiri.
2. Memiliki
kepercayaan diri
Tip ini khusus untuk
interpreter karena memiliki kepercayaan diri sangat dinilai oleh lawan bicara
(orang yang kita terjemahkan) dan juga penerima bahasa. Biasanya jika sudah
percaya diri, semuanya akan berjalan lancer dana man-aman saja. Berbeda jika
kita nervous, pasti ada saja yang tidak nyambung atau bahkan salah ketika
menerjemahkan.
3. Luwes
dan aktif
Client biasanya menilai
keaktifan dan keluwesan seorang penerjemah. Dulu saya pernah melihat ada
penerjemah yang diberhentikan ditengah-tengah acara hanya karena kurang aktif. Intinya,
keaktifan dan keluwesan sangat dinilai oleh client. Jika mereka puas, biasanya mereka
akan memanggil kembali untuk acara-acara selanjutnya.
4. Berpakaian
rapi
Pakaian yang rapi
menunjukan siapa kita. Jadi, pilihlah pakaian yang sesuai agar nanti terlihat professional
dan memiliki citra yang baik.
5. Berkumpul
sesame penerjemah
Memiliki jaringan yang
luas sangat diperlukan oleh seorang penerjemah. selain sebagai bahan buat
sharing pengalaman, biasanya komunitas penerjemah memberikan informasi mengenai
job yang cukup banyak. Jadi, ikutilah komunitas-komunitas agar semakin banyak
orang yang mengenal kita.
Nah, bagaimana sudah siap menjadi
penerjemah professional? Siap menjadi interpreter professional? Siap menjadi
translator professional?
No comments:
Post a Comment